Indonesia Kini Punya STP Kelapa Sawit

INDONESIA akhirnya memiliki Sains Techno Park khusus kelapa sawit di Medan, Sumatra Utara, dengan nama Oil Palm Sains Techno Park (OPSTP).

Kelahiran OPSTP ditandai dengan peresmian Kantor OPSTP oleh Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti, Kemenristek dan Dikti, Patdono Suwigjo, didampingi Asisten Kesra Pemprov Sumatra Utara, Zulkarnain, yang mewakili Gubernur Tengku Erry Nuradi.

Patdono mengatakan OPSTP merupakan kawasan yang dikelola secara profesional oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) yang usianya sudah 100 tahun lebih.

“Kawasan ini ada hasil penelitian yang dikelola secara inkubasi. Hasilnya akan muncul pengusaha-pengusaha pemula berbasis teknologi,” terang Patdono.

Patdono mengatakan STP yang didirikan di Indonesia berbeda dengan negara-negara lain, seperti Korea Selatan, Turki, Iran, Taiwan, dan negara Eropa.

“Kalau di luar negeri STP menghasilkan pengusaha-pengusaha besar, sedangkan di Indonesia menghasilkan UKM dan mikro,” ujarnya.

Kemenristek dan Dikti mendukung lahirnya OPSTP dan meminta PPKS sebagai pengelola harus bisa menghasilkan pengusaha berbasis teknologi setiap tahunnya.

“Pekerjaan rumah berikutnya bagi OPSTP ini ialah setiap tahunnya dapat menghasilkan pengusaha berbasis teknologi. Di antara layanan yang paling penting itu ialah adanya hasil penelitian yang inovatif. Setelah adanya hasil penelitian itu, harus diinkubasi melalui inkubator,” katanya.

PPKS sebelumnya telah 100 tahun berkiprah di riset perkebunan sawit. Pekan lalu Presiden Joko Widodo berkunjung ke Sumatra Utara menyempatkan meremajakan kebun sawit dengan menggunakan bibit sawit hasil inovasi PPKS.

Kehadiran STP tersebut juga bagian dari butir keenam Nawa Cita pemerintahan Joko Widodo.

Kepala Subdirektorat Penelitian dan Pengembangan Daerah, Direktorat Kelembagaan, dan Pengembangan Kemenristek dan Dikti, Rosmaniar Dini, menjelaskan pengembangan STP merupakan salah satu program nasional dari butir ke-6 Nawa Cita pemerintahan Joko Widodo.

“Tujuannya membangun perekonomian melalui ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Dini.

Sumber : Media Indonesia